Rabu, 17 Februari 2016
KLa Project, Puisi Cinta yang Ditembangkan
Ketika sebuah puisi cinta dinyanyikan, maka yang ada adalah keindahan. Juga keabadian, sebab cinta bagaikan sebuah pertanyaan yang tidak berkesudahan. Dan KLa Project yang melakukannya.
23 Oktober 1988 adalah saat kali pertama KLa Project terbentuk, di Jakarta. Nama KLa Project diambil dari inisial nama para personelnya. Dengan formasi awal Katon Bagaskara pada lead vocal, Lilo pada gitar, kemudian Adi Adrian pada keyboard dan Ari Burhani sebagai drummer. Mereka juga sering kali mengajak Fransisca Insani dan Memes sebagai additional vocal.
Yang terjadi kemudian adalah Ari Burhani memutuskan untuk hengkang dan memilih duduk di belakang layar sebagai manajer di tahun 1992. Cukup lama KLa Project bertahan dengan formasi tiga personel sebelum kemudian pada Maret 2001 Lilo yang memutuskan keluar. Sempat beberapa kali bongkar pasang personel dengan keluar dan masuknya musisi-musisi seperti Erwin Prasetya (eks Dewa 19), Yoel Priyatna dan Hari Goro. Tahun 2008 KLa Project bersatu lagi dengan kembalinya Lilo dan meluncurkan album mini bertajuk "KLa Returns."
Pertama kali dikenal publik musik Indonesia di 1988, dengan hits single Tentang Kita yang terangkum di album kompilasi 10 Bintang Nusantara. Setahun kemudian muncullah album pertama mereka yang diberi judul KLa Project. Album KLa 'Kedua' Project dirilis tahun 1990, dan tentu saja lagu Yogyakarta akan dikenang para penggemarnya sebagai masterpiece mereka.
Album ke-3 diluncurkan tahun 1992 diberi judul Pasir Putih. Dengan hits-hits yang bertebaran di album ini seperti Pasir Putih, Tak Bisa ke Lain Hati, Belahan Jiwa. Lalu Album Ungu menyusul dengan lagu-lagu unggulan seperti: Terpuruk Ku di Sini, Lepaskan, Satu Kayuh Berdua, EMU, Amorita. Pada album ini mereka menyisipkan beberapa lagu berlirik bahasa asing, sebagai ancang-ancang untuk go internasional lewat bantuan suami Anggun yang juga produser: Erik Benzi. Namun sayang rencana tersebut selanjutnya tidak ada tindak lanjut.
Dengan bahasa-bahasa yang liris puitis, KLa Project tak hanya membawakan lagu-lagu cinta semata. Kepedulian akan lingkungan dan sosial juga ditawarkan seperti pada lagu Pasir Putih, Di Sekitar Kita, Saujana, Sarapan Pagi. Atau tentang perasaan seorang anak terhadap orang tua dalam lagu Bunda, tentang persahabatan dalam Salamku Sahabat, tentang nasionalisme dalam Hingga Memutih Tulang atau tentang hal-hal yang mungkin dianggap orang lain tidak perlu seperti hits Radio, Air Line Crew, Lagu Baru.
Berbagai award yang telah direngkuh seperti membuktikan bahwa eksistensi KLa Project di ranah musik Indonesia bukanlah sekedar sepintas lalu. Tahun 1991 KLa Project mendapat 3 BASF Award untuk lagu Yogyakarta lewat kategori Lagu Terbaik , Aransemen Terbaik, Pop Techno Terbaik Penghargaan BASF Award 1992 juga diraih untuk kategori Pop Kontemporer Terbaik lewat album Kedua. Sementara tahun 1994 lewat lagu dari album Ungu: Terpurukku Disini BASF Award kembali diraih untuk kategori Lagu Terbaik, Aransemen Terbaik serta Lagu Pop Kontemporer Terbaik Penghargaan juga diraih dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat Bagian Musik sebagai Group Rekaman Terinovatif Tahun 1996. Selain itu KLa Project juga pernah meraih penghargaan khusus dari Sultan Hamengkubuwono IX untuk lagu Yogyakarta.
Sejak kemunculan album yang pertama KLa Project memang telah menawarkan sesuatu yang beda. Konsep musik yang ditawarkan merupakan sebuah warna baru yang langsung diterima para penikmat musik, di tengah pasar yang sedang jenuh oleh lagu-lagu ballad rock cengeng zamannya Deddy Dorres. Sebagai warna musik baru maka tak heran jika pengamat musik acap menjuluki aliran KLa Project sebagai techno pop, atau kontemporer. Seperti mendengarkan perpaduan antara Genessis dengan musik Sting. Pada tahun 1998 lewat album Sintesa KLa Project mencoba bereksperimen dengan memanfaatkan efek-efek electric dan syntetizer. Hanya sebentar, pada akhirnya mereka kembali ke genre mainstream warna mereka.
Kekuatan KLa Project juga terletak pada lirik-liriknya. Lewat syair-syair romantis yang kadang diwarnai pilihan kata-kata tidak lazim seperti: terpuruk, saujana, ngelangut, kidung. Atau pada frasa-frasa yang terbentuk seperti: lara melanda, jiwa merapuh.
Pernah KLa Project mengadakan empat konser tunggal. Yaitu Konser Ungu di 21 Concert Hall Jakarta tahun 1992. Kemudian tahun 1996 mereka mengadakan KLakustik di Gedung Kesenian Jakarta di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah musik di Indonesia hasil rekaman konser tersebut dijadikan album KLakustik jilid 1 dan 2. Selanjutnya adalah konser Empat Musim di Jakarta Convention Centre Jakarta (2000) dan Five Senses di Jakarta Convention Centre Jakarta (2006).
Akan halnya puisi cinta, lagu-lagu KLa Project tetap abadi bersemayam di hati para penggemarnya.
reff : http://dekade80.blogspot.com/2009/01/kla-project-puisi-cinta-yang.html
0 Responses to “KLa Project, Puisi Cinta yang Ditembangkan”
Posting Komentar