Senin, 07 Desember 2015
PENGGUNAAN ANGKA ARAB DAN ANGKA ROMAWI
Senin, 07 Desember 2015 by Alfanet Fx
Sebagaimana telah diketahui secara umum, bahwa lazimnya ada dua macam angka yang digunakan dalam tulisan. Kedua macam angka tersebut adalah angka Arab dan angka Romawi. Di Indonesia sudah ada ketentuan dalam pemakaiannya, apakah dipakai angka Arab atau angka Romawi. Hal ini tercantum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Edisi Kedua, Tahun
1987.
Penggunaan Angka Arab
Lambang bilangan berangka Arab adalah 0, 1, 2, 3 dan seterusnya; dibaca nol, satu, dua, tiga dan
seterusnya.Angka Arab digunakan untuk menyatakan:
1. Urutan tanpa tingkat
Contoh:
* Tanggal yang tertera pada kalender untuk setiap bulan, letaknya berurut dari 1 sampai 31 paling
banyak.
*Ada tujuh hari dalam seminggu, yakni Senin, Selasa sampai Minggu.Jika nama-nama hari
boleh diganti dengan lambang bilangan, maka yang dipakai adalah angka Arab, yakni 1,2 dan
seterusnya. Pada kalender menjadi tertera Hari 1 sebagai pengganti Hari Senin, Hari 2 adalah
pengganti Hari Selasa dan seterusnya
*Seandainya bulan Januari sampai Desember diganti dengan dengan lambang bilangan, maka
yang digunakan adalah angka Arab, yaitu 1 sampai 12. Jadi pada kalender tertera Bulan 1,
sebagai pengganti Bulan Januari, Bulan 2 sebagai pengganti Bulan Februari, dan seterusnya.
* Tahun yang tertera pada kalender, umpama sekarang Tahun 2013. Permulaan sekali adalah
Tahun 1 sesudah Masehi.
* Jika juga abad dicantumkan pada kalender, maka sekarang adalah Abad 21, bukan Abad XXI
(ke-21), karena merupakan urutan tanpa tingkat seperti tanggal, hari,bulan dan tahun.
* Kemudian seandainya milenium (seribu tahun) juga dicantumkan pada kalender, maka
selayaknya dipakai angka Arab,karena dipakai urutan tanpa tingkat. Maka sekarang adalah
milenium 3, bukan milenium III (ke-3), jika ditulis pada kalender.
* Penomoran nama jalan menggunakan lambang bilangan dengan angka Arab, sebab tidak
bertingkat. Sebagai umpama diambil jalan bernama Nuri yang berada di Perumnas Mandala,
Medan. Pada papan nama terpampang Jalan Nuri 1, Jalan Nuri 2, dan seterusnya. Jalan Nuri 2
adalah Jalan Nuri bernomor 2 bukan rumah bernomor 2 yang terletak di Jalan Nuri (tanpa
nomor). Untuk menyatakan rumah bernomor 2 di Jalan Nuri, ditulis Jalan Nuri No.2, yakni
memakai No. sebagai singkatan dari Nomor. Jika ada rumah bernomor 31 yang terletak di
Jalan Nuri 2, maka alamat rumah tersebut ditulis Jalan Nuri 2 No.31.
Selain nama jalan diberi nomor berangka Arab, ada pula nama jalan bernomor yang diberi
angka Romawi, umpama Jalan A.Yani (ada lebih dari sebuah) di Medan, yang diberi nomor
berangka Romawi, yakni Jalan A.Yani I, Jalan A.Yani II, dan seterusnya. Mengapa dipakai
angka Romawi? Maksudnya supaya jangan meragukan dengan nomor rumahyang berangka
Arab, umpama rumah bernomor 5 terletak di Jalan A.Yani V, maka alamat rumah itu adalah
Jalan A.Yani V No.5. Ini berarti cara penulisan lainnya adalah Jalan A.Yani Ke-5 No.5 dan cara
membacanya adalah Jalan A. Yani Kelima No.5. Tidak ada orang yang mengatakanny demikian.
Lazimnya orang mengatakan Jalan A.Yani lima nomor lima. Jadi alasan menggunakan angka
Romawi tidak didasarkan pada aturan yangberlaku. Selayaknya tertulis Jalan A.Yani 5 No.5
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, tanpa kecuali.
2. Ukuran panjang dan berat, luas dan isi, satuan waktu, dan nilai uang
Contoh:
* panjang tali itu 5 m
*berat badannya 60 kg
* luas tanah itu 300 meter persegi
* isi tong itu 30 l
* perjalanan itu memakan waktu 3 jam
* nilai uang kertas itu 5000 rupiah
3. Kuantitas atau banyak sesuatu
Contoh:
* 25 buah jambu
* 10 tahun
*2 000 rupiah
* 100 orang
* 3 semester
4. Lantai, semester, kelas, halaman, alinea, pasal, ayat dan sebagainya berapa ?
Contoh:
* saya berada di lantai 2 (Di lantai berapa?)
* saya berada di semester 4 sekarang
* saya naik ke kelas 3 (Ke kelas berapa?)
* lihat halaman 23
* baca alinea 3
* peraturan itu terdapat pada pasal 4 (Pada pasal berapa?)
* ketentuan itu ada pada ayat 2
Penggunaan Angka Romawi
Lambang bilangan dengan angka Romawi adalah I, II, III dan seterusnya, dan dibaca ke-1 (kesatu),
ke-2 (kedua), ke-3 (ketiga) dan seterusnya. Angka Romawi digunakan untuk:
1. menyatakan telah memasuki/melampaui hari, minggu, bulan, pancawarsa, windu,
dasawarsa, abad, milenium ke berapa pelaksanaan suatu kegiatan atau adanya sesuatu.
Contoh:
* Pekerjaan pelebaran jalan itu sudah memasuki hari VII (ke-7) sejak kemarin.
* Hari ini pembangunan gedung itu sudah melampaui minggu X (ke-10).
* Memasuki bulan VI (ke-6) pengerjaannya, kolam itu hampir rampung dilaksanakan.
* Saya memasuki tahun IV dalam penguliahan di Univeritas Media.
* Minggu ini sudah memasuki dasawarsa II (ke-2) berdirinya institut tersebut.
* Setelah memasuki abad X (ke-10) adanya gedung bersejarah tersebut, barulah diadakan
pemugaran.
* Pembaruan di bidang teknologi yang sedang berlangsung sekarang in telah melampaui
milenium(seribu tahun) I (ke-1=pertama)
* Hari ini adalah hari I (ke-1=pertama) pembukaan sekolah secara umum.
* Minggu II (ke-2) pelaksanaan pelombaan berjalan dengan lancar.
2. menyatakan urutan (ke berapa) dari suatu kegiatan, peristiwa atau kejadian sudah terlaksana
atau akan dilaksanakan.
* Tahap I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Edisi I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya dari suatu buku dan lain-lain yang diterbitkan
* Cetakan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ujian I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Langkah I (ke1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ulang Tahun I (ke-1), II (ke-2) dan seerusnya
* Belokan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Simpang I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Putaran I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ronde I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Baris I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Kunjungan I (ke-1), II ke-2) dan seterusnya
* Babak I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Kejadian I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Liputan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Pementasan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Jilid I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Deret I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Juara I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Peringkat I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Orang I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Anak I (ke-1) II (ke-2) dan seterusnya
* Puluhan I (ke-1) II (ke-2) dan seterusnya
* Buku I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Konferensi II (ke-2)Asia-Afrika
* Konsili I (ke-1) Vatikan
* Perang II (ke-2) Dunia (World Second War)
* Dies Natalis V (ke-5) Universitas Kolaborasi
3. menyatakan urutan ke berapa nama yang sama pada orang yang mempunyai jabatan
secara turun temurun/berkelanjutan.
Contoh:
* Raja Henry III ( III dibaca ketiga)
* Paus Pius X ( X dibaca kesepuluh)
Selanjutnya akan dilihat pamakaian angka Romawi untuk beberapa hal lain sebagai berikut:
1. Daerah Tingkat I dan II
Telah ada ketentuan dari Pemerintah, bahwa Provinsi dinyatakan sebagai Daerah Tingkat I,
sedangkan Kota Madia dan Kabupaten disebut sebagai Daerah Tingkat II. Dari segi struktural,
DaerahTingkat I lebih tinggi kedudukannya dari Daerah Tingkat II. Kalau ditinjau dari cara
mengucapkannya,maka orang biasanya atau umumnya mengatakan Daerah Tingkat Satu untuk
Daerah Tingkat I, yang berarti I dibaca sebagai Satu, bukanKesatu. Demikian pula Daerah
Tingkat II dibaca orang sebagai Daerah Tingkat Dua, yang berarti II dibaca sebagai Dua, bukan
Kedua. Jadi ini bermakna, pengucapan angka Romawi I dan II dalam hal ini tidak sebagaimana
seharusnya untuk menyatakan urutan bertingkat.
Kesimpulannya adalah, bahwa penggunaan kata 'tingkat' dan angka Romawi pada Daerah Tingkat
I dan II bukanlah urutan bertingkat,karena pengucapannya tanpa ke-, tetapi hanya dengan
kata-kata Satu untuk I dan Dua untuk II
2. Kelas I atau 1
Lazimnya atau umumnya orang mengatakan kelas 1, 2 dan seterusnya, umpama:
anak saya duduk di kelas 1
Matematika untuk kelas 2 SMA
saya naik ke kelas 3 SMP
Memang dalam hal ini ada tingkat, kelas 1 lebihrendah dari kelas 2, dan kelas 2 lebih rendah dari
kelas 3, sehingga dalam kurikulumdan buku rapor digunakan angka Romawi, yakni kelas I, II, III
dan seterusnya. Meskipun dipakai angka Romawi pengucapan orang masih tetap memakai angka
Arab, yakni tanpa ke- di depan 1, 2 dan seterusnya. Jadi penggunaan angka Romawi di sini tidak
dibarengi dengan pengucapan yang seharusnya menurut ketentuan yang telah ditetapkan.
3. Penomoran nama jalan yang menggunakan angka Romawi, umpama Jalan A.Yani I, II, dan
seterusnya dan dalam pengucapannya bukan Jalan A.Yani Kesatu, Kedua dan seterusnya, tetapi
diucapkan orang Jalan A.Yani 1, 2 dan seterusnya. Alasan telah diberikan di atas pada penggunaan
angka Arab.
4. Urutan bab pada suatu karya tulis ada kalanya menggunakan lambang bilangan berangka Romawi,
yang berarti ada tingkatan. Apakah memang benar ada tingkatan? Kalau dilihat secara benar tidak
ada alasannya, hanya sekedar urutan biasa. Apa latar belakang dipakai angka Romawi? Dalam
penulisan suatu skripsi, tesis atau disertasi, ada bagian-bagiannya. Dalam pedomannya terdapat
pembagian sebagai berikut: untuk urutan pertama yaitu bab dipakai angka Romawi I, II, dan
seterusnya, bagian dari bab dipakai huruf kapital A, B, dan seterusnya
bagian berikutnya digunakan angka Arab 1, 2 dan seterusnya
kemudian lagi dipakai huruf kecil a, b, dan seterusnya, selanjutnya
dapat diteruskan dengan yang lain-lain.
Jadi penggunaan angka Romawi untuk urutan bab tidaklah dengan alasan bertingkat sebagaimana
menurut ketentuan, tetapi dengan alasan urutan yang berlapis-lapis tanpa tingkatan. Oleh karena
itu banyak penulis tidak menggunakan angka Romawi untuk bab dalam karya tulisnya, tetapi
memakai angka Arab untuk urutan tak bertingkat. Penulisan bab I, II dan seterusnya tadi di atas
juga tidak dibaca bab kesatu, kedua dan seterusnya, tetapi diucapkan bab satu, dua dan seterusnya.
Kesimpulan
1. Angka Arab senantiasa digunakan untuk urutan tak bertingkat.
2.Angka Romawi tidak selalu dipakai untuk urutan bertingkat, tetapi adakalanya juga untuk urutan
takbertingkat dan pengucapannya tanpa ke- di depannya seperti angka Arab biasa.
Rujukan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Edisi ke-2 Tahun 1987 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Edisi Perdana,
Tahun 1988.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Edisi ke-4, Tahun 2008
Kalender Penanggalan Tahunan
Referensi lainnya
1987.
Penggunaan Angka Arab
Lambang bilangan berangka Arab adalah 0, 1, 2, 3 dan seterusnya; dibaca nol, satu, dua, tiga dan
seterusnya.Angka Arab digunakan untuk menyatakan:
1. Urutan tanpa tingkat
Contoh:
* Tanggal yang tertera pada kalender untuk setiap bulan, letaknya berurut dari 1 sampai 31 paling
banyak.
*Ada tujuh hari dalam seminggu, yakni Senin, Selasa sampai Minggu.Jika nama-nama hari
boleh diganti dengan lambang bilangan, maka yang dipakai adalah angka Arab, yakni 1,2 dan
seterusnya. Pada kalender menjadi tertera Hari 1 sebagai pengganti Hari Senin, Hari 2 adalah
pengganti Hari Selasa dan seterusnya
*Seandainya bulan Januari sampai Desember diganti dengan dengan lambang bilangan, maka
yang digunakan adalah angka Arab, yaitu 1 sampai 12. Jadi pada kalender tertera Bulan 1,
sebagai pengganti Bulan Januari, Bulan 2 sebagai pengganti Bulan Februari, dan seterusnya.
* Tahun yang tertera pada kalender, umpama sekarang Tahun 2013. Permulaan sekali adalah
Tahun 1 sesudah Masehi.
* Jika juga abad dicantumkan pada kalender, maka sekarang adalah Abad 21, bukan Abad XXI
(ke-21), karena merupakan urutan tanpa tingkat seperti tanggal, hari,bulan dan tahun.
* Kemudian seandainya milenium (seribu tahun) juga dicantumkan pada kalender, maka
selayaknya dipakai angka Arab,karena dipakai urutan tanpa tingkat. Maka sekarang adalah
milenium 3, bukan milenium III (ke-3), jika ditulis pada kalender.
* Penomoran nama jalan menggunakan lambang bilangan dengan angka Arab, sebab tidak
bertingkat. Sebagai umpama diambil jalan bernama Nuri yang berada di Perumnas Mandala,
Medan. Pada papan nama terpampang Jalan Nuri 1, Jalan Nuri 2, dan seterusnya. Jalan Nuri 2
adalah Jalan Nuri bernomor 2 bukan rumah bernomor 2 yang terletak di Jalan Nuri (tanpa
nomor). Untuk menyatakan rumah bernomor 2 di Jalan Nuri, ditulis Jalan Nuri No.2, yakni
memakai No. sebagai singkatan dari Nomor. Jika ada rumah bernomor 31 yang terletak di
Jalan Nuri 2, maka alamat rumah tersebut ditulis Jalan Nuri 2 No.31.
Selain nama jalan diberi nomor berangka Arab, ada pula nama jalan bernomor yang diberi
angka Romawi, umpama Jalan A.Yani (ada lebih dari sebuah) di Medan, yang diberi nomor
berangka Romawi, yakni Jalan A.Yani I, Jalan A.Yani II, dan seterusnya. Mengapa dipakai
angka Romawi? Maksudnya supaya jangan meragukan dengan nomor rumahyang berangka
Arab, umpama rumah bernomor 5 terletak di Jalan A.Yani V, maka alamat rumah itu adalah
Jalan A.Yani V No.5. Ini berarti cara penulisan lainnya adalah Jalan A.Yani Ke-5 No.5 dan cara
membacanya adalah Jalan A. Yani Kelima No.5. Tidak ada orang yang mengatakanny demikian.
Lazimnya orang mengatakan Jalan A.Yani lima nomor lima. Jadi alasan menggunakan angka
Romawi tidak didasarkan pada aturan yangberlaku. Selayaknya tertulis Jalan A.Yani 5 No.5
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, tanpa kecuali.
2. Ukuran panjang dan berat, luas dan isi, satuan waktu, dan nilai uang
Contoh:
* panjang tali itu 5 m
*berat badannya 60 kg
* luas tanah itu 300 meter persegi
* isi tong itu 30 l
* perjalanan itu memakan waktu 3 jam
* nilai uang kertas itu 5000 rupiah
3. Kuantitas atau banyak sesuatu
Contoh:
* 25 buah jambu
* 10 tahun
*2 000 rupiah
* 100 orang
* 3 semester
4. Lantai, semester, kelas, halaman, alinea, pasal, ayat dan sebagainya berapa ?
Contoh:
* saya berada di lantai 2 (Di lantai berapa?)
* saya berada di semester 4 sekarang
* saya naik ke kelas 3 (Ke kelas berapa?)
* lihat halaman 23
* baca alinea 3
* peraturan itu terdapat pada pasal 4 (Pada pasal berapa?)
* ketentuan itu ada pada ayat 2
Penggunaan Angka Romawi
Lambang bilangan dengan angka Romawi adalah I, II, III dan seterusnya, dan dibaca ke-1 (kesatu),
ke-2 (kedua), ke-3 (ketiga) dan seterusnya. Angka Romawi digunakan untuk:
1. menyatakan telah memasuki/melampaui hari, minggu, bulan, pancawarsa, windu,
dasawarsa, abad, milenium ke berapa pelaksanaan suatu kegiatan atau adanya sesuatu.
Contoh:
* Pekerjaan pelebaran jalan itu sudah memasuki hari VII (ke-7) sejak kemarin.
* Hari ini pembangunan gedung itu sudah melampaui minggu X (ke-10).
* Memasuki bulan VI (ke-6) pengerjaannya, kolam itu hampir rampung dilaksanakan.
* Saya memasuki tahun IV dalam penguliahan di Univeritas Media.
* Minggu ini sudah memasuki dasawarsa II (ke-2) berdirinya institut tersebut.
* Setelah memasuki abad X (ke-10) adanya gedung bersejarah tersebut, barulah diadakan
pemugaran.
* Pembaruan di bidang teknologi yang sedang berlangsung sekarang in telah melampaui
milenium(seribu tahun) I (ke-1=pertama)
* Hari ini adalah hari I (ke-1=pertama) pembukaan sekolah secara umum.
* Minggu II (ke-2) pelaksanaan pelombaan berjalan dengan lancar.
2. menyatakan urutan (ke berapa) dari suatu kegiatan, peristiwa atau kejadian sudah terlaksana
atau akan dilaksanakan.
* Tahap I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Edisi I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya dari suatu buku dan lain-lain yang diterbitkan
* Cetakan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ujian I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Langkah I (ke1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ulang Tahun I (ke-1), II (ke-2) dan seerusnya
* Belokan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Simpang I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Putaran I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Ronde I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Baris I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Kunjungan I (ke-1), II ke-2) dan seterusnya
* Babak I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Kejadian I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Liputan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Pementasan I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Jilid I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Deret I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Juara I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Peringkat I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Orang I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Anak I (ke-1) II (ke-2) dan seterusnya
* Puluhan I (ke-1) II (ke-2) dan seterusnya
* Buku I (ke-1), II (ke-2) dan seterusnya
* Konferensi II (ke-2)Asia-Afrika
* Konsili I (ke-1) Vatikan
* Perang II (ke-2) Dunia (World Second War)
* Dies Natalis V (ke-5) Universitas Kolaborasi
3. menyatakan urutan ke berapa nama yang sama pada orang yang mempunyai jabatan
secara turun temurun/berkelanjutan.
Contoh:
* Raja Henry III ( III dibaca ketiga)
* Paus Pius X ( X dibaca kesepuluh)
Selanjutnya akan dilihat pamakaian angka Romawi untuk beberapa hal lain sebagai berikut:
1. Daerah Tingkat I dan II
Telah ada ketentuan dari Pemerintah, bahwa Provinsi dinyatakan sebagai Daerah Tingkat I,
sedangkan Kota Madia dan Kabupaten disebut sebagai Daerah Tingkat II. Dari segi struktural,
DaerahTingkat I lebih tinggi kedudukannya dari Daerah Tingkat II. Kalau ditinjau dari cara
mengucapkannya,maka orang biasanya atau umumnya mengatakan Daerah Tingkat Satu untuk
Daerah Tingkat I, yang berarti I dibaca sebagai Satu, bukanKesatu. Demikian pula Daerah
Tingkat II dibaca orang sebagai Daerah Tingkat Dua, yang berarti II dibaca sebagai Dua, bukan
Kedua. Jadi ini bermakna, pengucapan angka Romawi I dan II dalam hal ini tidak sebagaimana
seharusnya untuk menyatakan urutan bertingkat.
Kesimpulannya adalah, bahwa penggunaan kata 'tingkat' dan angka Romawi pada Daerah Tingkat
I dan II bukanlah urutan bertingkat,karena pengucapannya tanpa ke-, tetapi hanya dengan
kata-kata Satu untuk I dan Dua untuk II
2. Kelas I atau 1
Lazimnya atau umumnya orang mengatakan kelas 1, 2 dan seterusnya, umpama:
anak saya duduk di kelas 1
Matematika untuk kelas 2 SMA
saya naik ke kelas 3 SMP
Memang dalam hal ini ada tingkat, kelas 1 lebihrendah dari kelas 2, dan kelas 2 lebih rendah dari
kelas 3, sehingga dalam kurikulumdan buku rapor digunakan angka Romawi, yakni kelas I, II, III
dan seterusnya. Meskipun dipakai angka Romawi pengucapan orang masih tetap memakai angka
Arab, yakni tanpa ke- di depan 1, 2 dan seterusnya. Jadi penggunaan angka Romawi di sini tidak
dibarengi dengan pengucapan yang seharusnya menurut ketentuan yang telah ditetapkan.
3. Penomoran nama jalan yang menggunakan angka Romawi, umpama Jalan A.Yani I, II, dan
seterusnya dan dalam pengucapannya bukan Jalan A.Yani Kesatu, Kedua dan seterusnya, tetapi
diucapkan orang Jalan A.Yani 1, 2 dan seterusnya. Alasan telah diberikan di atas pada penggunaan
angka Arab.
4. Urutan bab pada suatu karya tulis ada kalanya menggunakan lambang bilangan berangka Romawi,
yang berarti ada tingkatan. Apakah memang benar ada tingkatan? Kalau dilihat secara benar tidak
ada alasannya, hanya sekedar urutan biasa. Apa latar belakang dipakai angka Romawi? Dalam
penulisan suatu skripsi, tesis atau disertasi, ada bagian-bagiannya. Dalam pedomannya terdapat
pembagian sebagai berikut: untuk urutan pertama yaitu bab dipakai angka Romawi I, II, dan
seterusnya, bagian dari bab dipakai huruf kapital A, B, dan seterusnya
bagian berikutnya digunakan angka Arab 1, 2 dan seterusnya
kemudian lagi dipakai huruf kecil a, b, dan seterusnya, selanjutnya
dapat diteruskan dengan yang lain-lain.
Jadi penggunaan angka Romawi untuk urutan bab tidaklah dengan alasan bertingkat sebagaimana
menurut ketentuan, tetapi dengan alasan urutan yang berlapis-lapis tanpa tingkatan. Oleh karena
itu banyak penulis tidak menggunakan angka Romawi untuk bab dalam karya tulisnya, tetapi
memakai angka Arab untuk urutan tak bertingkat. Penulisan bab I, II dan seterusnya tadi di atas
juga tidak dibaca bab kesatu, kedua dan seterusnya, tetapi diucapkan bab satu, dua dan seterusnya.
Kesimpulan
1. Angka Arab senantiasa digunakan untuk urutan tak bertingkat.
2.Angka Romawi tidak selalu dipakai untuk urutan bertingkat, tetapi adakalanya juga untuk urutan
takbertingkat dan pengucapannya tanpa ke- di depannya seperti angka Arab biasa.
Rujukan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Edisi ke-2 Tahun 1987 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Edisi Perdana,
Tahun 1988.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Edisi ke-4, Tahun 2008
Kalender Penanggalan Tahunan
Referensi lainnya
reff : http://florenso.blogspot.com/2013/12/penggunaan-angka-arab-dan-angka-romawi.html Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “PENGGUNAAN ANGKA ARAB DAN ANGKA ROMAWI”
Posting Komentar