Kamis, 28 April 2016

Jual Sawit ke Pabrik

Lagi seru-serunya nonton tv temanku tanya, "jadi ikut kepabrik gak?" kujawab jadi. Memang malamnya aku sudah bilang kalau mau ikut jalan-jalan ke pabrik. Ternyata pak Dirham pemilik mobil pick-up sudah datang. Temanku langsung memuat buah sawit kedalam mobil. Sedangkan saya menjemput anaknya pulang sekolah karena sudah jam 11 siang. Buah sawit sudah tersusun didalam mobil. Jam 12 kurang saya dan pak Dirham berangkat menuju pabrik yang berjarak 10 Km dari rumah.

20 menit perjalanan menuju pabrik karena jalan yang rusak dan mobil sedang dalam keadaan membawa buah. Sesampainya dipabrik pak Dirham langsung memarkirkan mobilnya dan mengambil nomer antrian. Jam 12 memang waktunya buruh pabrik istirahat sampai jam 13.30 nanti. Pak Dirham memang sengaja datang lebih awal supaya antrinya tidak lama. Sambil menunggu, kita berdua ikut kumpul dengan para supir lainnya ditempat yang lebih teduh. Pak Dirham tanya ketemannya, " Terakhir sebelum istirahat nomer antrian berapa?" Nomer 65 mobil pick-up jawab temannya. Pak Dirham tadi dapet nomer antrian 78. Berarti nanti bisa masuk setelah giliran truck. Pabrik mengatur antrian, 10 truck masuk abis itu baru 15 mobil pick-up setelah itu 10 truck lagi, dan begitu seterusnya.

Para supir pengantar buah sawit banyak bercerita pengalaman seputar menjual sawit. Mulai dari antri selama 20 hari dipabrik, adanya timbangan di pengepul besar yang gak beres, produksi buah yang lagi menrun, dan lain sebagainya. Cuaca yang panas memutuskan untuk pergi ke warung untuk minum. Warung berada diantara pabrik dengan tumpukan tankos, yang berjarak 20 meter dari tempat parkiran mobil. Bau aroma tumpukan limbah tankos dan asap pabrik sangat menyengat dihidung. Karena sudah haus saya pesan es teh dan pak Dirham memesan kopi hitam. Diwarung saya ngobrol-ngobrol tentang situasi dipabrik dengan pemilik warung dan 2 orang buruh bongkar.

Sudah jam 13.30, 2 orang buruh bongkar berpamitan untuk melanjutkan kerjanya. saya dan pak xx juga ikut meninggalkan warung dan kembali kedalam mobil. Aku beruntung tidak ikut kepabrik 2 minggu yang lalu karena saat itu antrian dipabrik lebih dari 3 hari. Tak berselang lama, jam 2 siang  giliran mobil pick-up nomer urut 66-80 masuk. Mobil langsung ditimbang dengan muatan sawit yang nantinya menjadi berat kotor. Setelah ditimbang mobil masuk untuk diturunkan sawitnya. Lalu mobil keluar, sebelum keluar mobil  ditimbang kembali dan menjadi berat besih. Berat sawit yang dijual dihitung dari berat kotor dikurangi berat bersih.

Pabrik membayar hasil jual sawit tiap satu bulan sekali. Tetapi jika petani ingin mendapatkan uang tunai sudah banyak para pembeli SPB (Surat Pengantar Buah) diluar pabrik. Para pembeli SPB biasanya mengambil untuk berkisaran 25-75 rupiah dari harga pabrik. Harga tunai di para pembeli SPB langganan temanku saat ini 975 rupiah per kg sawit. Panen saat ini temanku hanya mendapatkan 850 Kg sawit. Temanku harus mengeluarkan biaya 100 rupiah/kg untuk biaya transport kepada pak Dirham, 150 rupiah/kg untuk ongkos panen, dan 20rb untuk biaya bongkar dipabrik. Hasil panen ini digunakan sampai 3 minggu kedepan (panen berikutnya). Karena lahan sawit yang tidak luas temanku panen setiap 3 minggu sekali.



reff : http://sekitarsawit.blogspot.com/2013/02/jual-sawit-ke-pabrik.html

Tags:

0 Responses to “Jual Sawit ke Pabrik”

Posting Komentar

Subscribe

Berlangganan artikel via email

© 2013 Ruang Inspirasi 2015. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks