Rabu, 02 Maret 2016
laporan
Rabu, 02 Maret 2016 by Alfanet Fx
TOKSISITAS PEMUTIH DAN PEWANGI PAKAIAN TERHADAP PRILAKU FAUNA AIR DAN LINGKUNGAN
Arif Zauki Rahman | J3M1070xx |
Defry Sandriansyah | J3M108062 |
Lukman Hakim S | J3M108027 |
Meiria | J3M108055 |
Miftah Fatmasari | J3M108014 |
Twinny Derizqy | J3M108077 |
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIA BOGOR
2010
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup tertinggi di dunia ini hidpnya sangat tergantung kepada sumber daya lam uang ada disekitarnya. Kebutuhan dasar manusia seperti udara untuk bernafas, air untuk mencuci, mandi atau minum serta flora dan fauna untuk makanan. Selama hidupnya pula manusia akan membuang kotoran ataupun limbah ke lingkungan. Limbah tersebut akan kembali ke udara, air ataupun tanah.
Telah menjadi sifat manusia untuk selalu meningkatkan taraf hidupnya. Maka dengan akal pikirannya lahir berbagai inovasi agar dapat mempermudah kegiatan mereka. Perkembangan tersebut semakin meningkatkan limbah yang dibuang oleh manusia, dan dengan sendirinya akan meningkatkan potensi terjadinya penularan penyakit/wabah dan/ataupun keracunan. Salah satu hasil inovasi dari manusia adalah pemutih dan pemakaian pakaian yang ditujukan agar mempermudah manusia dalam kegiatan mencuci pada setiap rumah. Padahal limbah dari pemutih dan pewangi yang banyak dibuang ke lingkungan perairan dapat menyebabkan keracunan terutama untuk organism airnya.
Pada akhirnya buangan yang bertambah banyak dan seringkali tidak bersifat alamiah , membuat lingkungan tidak mampu membersihkan akibat racun yang terdapat pada buangan tersebut. Maka pengelolaan kualitas lingkungan sangat diperlukan agar semua kegiatan manusia tidak kembali merugikan manusia beserta harta bendanya, tetapi betul-betul dapat mencapai kesejahteraan. Ilmu toksikologi lingkungan diperlukan untuk melakukan uji toksisitas di laboratorium untuk dapat memperkirakan kandungan racun dalam limbah, bahan baku, atau efeknya terhadap masyarakat. Uji Toksisitas dilakukan pada hewan uji dengan dosis tertentu. Toksisitas racun tergantung pada :
1. Spesies uji 2. Cara racun tubuh 3. Frekuensi dan lamanya paparan | 4. Konsentrasi dan zat pemapar 5. Bentuk, sifat kimia/fisika 6. Kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar |
1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas pada pemutih dan pewangi pakaian pada perairan terutama organism airnya.
I. METODELOGI
2.1. Alat dan Bahan
1. Ember/Baskom
2. Pemutih Pakaian
3. Pewangi Pakaian
4. Gelas Ukur
5. Ikan Mas
6. Stopwatch
2.2. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Isi kedua ember/baskom dengan volume yang sama.
3. Masukkan 5 ikan mas ke dalam masing-masing ember/baskom berisikan air.
4. Buat larutan pemutih dan pewangi pakaian dengan 20 ml (pemutih/pewangi) ke dalam 2000 ml air.
5. Lalu masukkan 100 ml pemutih dan 100ml pewangi ke ember yang berbeda setiap 5 menit selama 30 m3nit sampai terdapat ikan yang mati. (jika ditemukan ikan yang mati, pemberian pemutih/pewangi dihentikan walaupun belum 30 menit)
6. Lihat perilaku ikan setelah diberi pemutih atau pewangi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
3.2.
Waktu | Perubahan yang terjadi | |
bayclin | softener | |
5 menit | Ikan Mas mulai bergerak lemas | Tidak terjadi perubahan pada ikan, ikan masih bergerak aktif |
10 menit | Ikan Mas bergerak semakin lemas, dan mulai menunjukkan pola berenang yang berbeda | Tidak terjadi perubahan pada ikan, ikan masih bergerak aktif |
| Ikan mas lebih sering berenang ke permukaan air | |
15 menit | Ikan Mas berhanti berenang | |
| Ikan Mas lebih banyak diam dan tidak bergerak. Ikan lebih banyak berenang dipermukaan (ikan mencari oksigen) | |
| 2 ekor ikan lemas | |
| 2 ekor ikan terbalik | |
| 5 ekor terbalik | |
20 menit | Semua kor tidak menunjukan aktivitas dan ikan berada pada dasar air. Ikan terbaring | Ikan mulai berenang tanpa arah. Ikan mencari oksigen |
| 2 ekor mati | Ikan panik |
25 menit | | Ikan bergarak pasidak banyak bergerak dan lebih banyak berenang dipermukaan air |
| | Ikan lemas, tidak banyak bergerak |
30 menit | | Ikan mencari oksigan dengan bergerak kepermukaan |
| | Ikan panik, karena semakin banyaknya banhan pencemar |
| | Pegerakan ikan melambat |
| | Tidak terdapat ikan yang mati |
3.3. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji toksisitas untuk bahan pemutih dan pewangi pakaian. Hewan uji yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas. Ikan mas dipilih menjadi hewan uji karena sifat yang dimilikinya cukup sensitif terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya yaitu perairannya. Pada masing-masing ember/baskom diisi air dan diisi oleh ikan mas yang ukurannya hampir sama. Uji toksisitas yang dilakukan ini hanya bersifat kualitatif, yang berarti hanya melihat ikan pertama mati pada waktu keberapa.
Pemutih berfungsi untuk menghilangkan noda atau kotoranyang membandel pada pakaian dan membunuh bakteri. Bahan dasarnya dibuat dari natrium hidroksida dan gas klor (gas klorin dialirkan ke dalam natrium hidroksida) sehingga membentuk natrium hipoklorit (NaOCl). Pemutih di pasaranrata-rata mengandung 5,25% massa/volume NaClO dan terdapatjuga kapurklor(CaOCl2). Pewangi pakaian mengandung ammonia dan wewangian buatan. Selain bahan tersebut pewangi pakaian juga ada yang mengandung Chloroform, Benzil asetat dan pentana. Kedua bahan ini banyak digunakan oleh manusia, dan limbahnya dibuang ke suatu badan perairan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perilaku perubahan ikan pada air yang diberi pemutih lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan pewangi pakaian. Pada ember dengan pemutih ikan yang semula bergerak bebas dan tenang menjadi lebih agresif dan insangnya terbuka setelah pemberian 100 ml pemutih pertama. Kemudian setelah air diberikan peningkatan konsentrasi pemutih lagi, ikan mulai bergerak ke permukaan mencari oksigen lalu berputar-putar dengan cepat hingga akhirnya lemas. Ikan lemas didasar dengan membalikkan posisi tubuhnya, yaitu insang berada diatas yang bertujuan agar menghemat energinya dan mencari oksigen. Pemutih yang berada pada media tranpor air dengan mudah masuk kedalam insang ikan. Pemutih tersebut terserap didalam ikan sehingga lama-kelamaan menghambat oksigen masuk kedalam. Hal ini mengakibatkan sitoplasma mengalami pembengkakan dan kemudian pecah. Pecahnya sitoplasma ikan di sel-selnya ini menyebabkan ikan mengalami kematian.
Perbedaan hasil ditunjukkan oleh air yang diberi pewangi pakaian. Meskipun pewangi pakaian mengandung Chloroform, Benzil asetat dan pentane yang dapat mengganggu saluran pernapasan dan jaringan, tetapi konsentrasinya sangatlah rendah. Maka ikan yang diberi pewangi pakaian hanya menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih pasif, lebih senang berkumpul tetapi tidak merasakan kekurangan oksigen walaupun diberikan 600 ml larutan pewangi. Tetapi sama seperti halnya pemutih, pewangi pakaian ini pun akan terakumulasi didalam tubuh ikan hingga pada batas tertentu barulah dampaknya akan terlihat.
Ikan sebenarnya mempunyai enzim sitokrom P450 yang mempunyai fungsi ganda. Banyak racun yang dapat didegradasi oleh enzim ini, tetapi yang tidak dapt didegradasi akan diakumulasi didalam tubuh ikan. Ada tiga mekanisme pada insang yang dapat membatasi masuknya xenobiotik ke dalam tubuh ikan, yakni : Limitasi pernapasan, Limitasi difusi dan Limitasi perfusi. Komposisi pada insang juga menyebabkan zat yang lipofilik mudah diserap dibandingkan yang hidrofilik. Banyaknya detergen, pemutih, atau pewangi di dalam perairan dapat mendispersi zat dengan lebih baik, sehingga xenobiotik lebih mudah terserap oleh ikan atau organisme air lainnya.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pemutih dan Pewangi pakaian merupakan bahan yang termasuk bersifat toksik pada lingkungan. Kandungan unsur-unsur penyusunnya lah yang menyebabkan toksik bagi lingkungan terutama pada air. Natrium hipoKlorit merupakan bahan yang terdapat pada pemutih dan ammoniak pada pewangi pakaian. Bahan-bahan kimia tersebut banyak terdapat pada limbah domestik yang dibuang ke perairan dan menjadi racun bagi ikan dan organisme air lainnya. Organisme air tersebut melakukan bioakumulasi terhadap kedua bahan tersebut. Pada praktikum ini terlihat bahwa Pemutih lebih bersifat toksik dibandingkan dengan pewangi pakaian.
Konsentrasi kedua bahan ini pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan keracunan organisme hingga kematian suatu jenis organisme dalam hal ini ikan mas. Ikan mas dipilih menjadi satwa uji karena mempunyai sifat sensitfitas yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Kematian suatu jenis organisme dalam jumlah yang cukup besar dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem, sehingga dapat menyebabkan suatu jenis organisme lainnya mengalami kematian tidak langsung hingga pada akhirnya dapat masuk kedalam tubuh manusia. Maka penggunaan pemutih dan pewangi pakaian perlu dibatasi agar tidak merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Bahan Kimia dalam Rumah Tangga . http : // bhebeth89 .files. wordpress. com . pdf
Anonim. Bahan Kimia disekitar Kita.http://inchemistryzone.blogspot.com/
Soemirat, Juli M.Sc dan Indah Rachmatiah .2003.Toksikologi Lingkungan .Bandung:Gadjah Mada University Press.
Yadi Rohyadi,M.Sc.2008.Pendidikan Lingkungan Hidup.Bogor:Setia Jaya Mandiri.
reff : http://thata-anak-tml.blogspot.com/2010/11/laporan.html Tags:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “laporan”
Posting Komentar